Kamis, 28 Maret 2019

Spirit Jama’ah Tabligh (Tabligh;Menyampaikan)

Dewasa ini gerakan pembaruan Islam telah banyak dikembangkan oleh berbagai kalangan. Spirit keagamaan yang tinggi membuat seseorang hidup dalam kelompok-kelompok sebagai ruang untuk mereka mengekspresikan agama yang mereka pegang. Salah satu kelompok yang memiliki semangat tinggi dalam Islam yaitu gerakan pembaruan spiritual bagian India Utara yang dikenal sebagai Jama’ah Tabligh (JT). Tujuan gerakan ini adalah tabligh (dakwah). Hal yang menarik dari kelompok ini adalah semangat menyebarkan agama Islam. Mereka sengaja melakukan I’tikaf selama berbulan-bulan guna mendakwahkan agama Islam di tempat yang sulit dijangkau. Mereka mengorbakan waktu dan tenaga untuk misi dakwah yang mereka emban.
Jama’ah Tabligh sendiri memiliki landasan melalui teks-teks yang dipublikasikan dalam kumpulan jilid-jilid yang dikenal sebagai Tablighi nishab (Kurikulum Jama’ah Tabligh). Atau Fadhailul a’mal (keutamaan amal). Teks-teks yang dikumpulkan oleh Maulana Zakariyya sebagian besar adalah permintaan dari pendiri JT yakni Maulana Ilyas Kandhalawi. Dengan adanya pedoman dalam dakwah, para pengikut JT akan dengan mudah mengakses konten-konten hadis yang ingin di sebarluaskan kepada umat Islam yang berada dipelosok baik di Indonesia ataupun luar negeri.
Pembahasan dalam JT pasti merujuk kepada fadhailul a’mal atau keutamaan dalam beribadah terutama terhadap ritual kegamaan. Ritual disini dipahami secara universal atau sebagai bentuk pengabdian terhadap Tuhan secara mutlak. Namun salah satu doktrin yang kuat dalam gerakan JT adalah penyampaian petunjuk Islam kepada siapapun. Doktrin tabligh sebagai kewajiban ibadah paling dasar diantara yang lain. jiwa mereka harus diliputi dengan semangat dakwah yang berapi-api guna menyampaikan agama Allah.
Menurut mereka, zaman sekarang harus melihat kembali keadaan pada masa Rasulullah. Melihat bagaimana besarnya keimanan dan ketaatan yang dilakukan sahabat serta orang terdahulu. Pada Masa Nabi, sahabat sangat antusias dalam menjalankan agama Islam, jihad mereka diatas rata-rata. Lantas bagaimana pada masa sekarang yang tidak ada persamaan sedikitpun dengan masa nabi. Keresahan dan kekhawatiran yang menyelimuti hati para JT yang menyebabkan mereka berjuang untuk mencoba mengembalikan masa kini kepada keindahan masa Nabi. Hal yang mereka lakukan adalah meniru tingkah laku, akhlak serta tradisi-tradisi yang pernah dan dilakukan pada zaman nabi dan sahabat. Melalui hikayat ash-shahabah yang menjadi modal dasar pembentukkan karakter Islam pada jiwa-jiwa umat.
Hikayat ash-Shahabah berisi pola pendidikan dua jalur perilaku, satu jalur yang melukiskan masa lalu yang terkandung dalam tradisi masa Nabi dan lainnya berisi tentang memamparkan perilaku masa kini yang jauh berbeda bahkan bertolak belakang yang ditawarkan oleh jalur pertama. Berikut kutipan isi teks hikayat ash-shahabah:
“manusia-manusia ini (sahabat) menghadapi rintangan dan hambatan. Dewasa ini kita menyebut-nyebut nama mereka dan mengatakan bahwa kita meneladani mereka, sekaligus berfikir bahwa kita menyaksikan mimpi-mimpi kemajuan. manusia-manusia agung seperti mereka melakukan pengorbanan berat semacam itu, sedangkan kita, apa yang kita perbuat untuk agama? Demi Islam, demi manhaj?. Kesuksesan selalu berbanding lurus dengan usaha kerja keras dan perjuangan. Kita adalah manusia yang menginginkan kemewahan dan kenyamanan dan kita menginginkan bekerjasama dengan orang-orang kafir demi mengejar hal-hal duniawi. Kemajuan Islam bergantung pada kita. Jadi bagaimana bisa terwujud? {seperti bunyi pepatah Persia} “aku takut, wahai pengelana, bahwa engkau tidak akan sampai ka’bah, jalan yang engkau lewati mengarah ke Turkestan.”
(edisi Malik, hlm. 23-24; edisi Faizi, hlm. 36)
Dalam kutipan teks tersebut menggambarkan bahwa orang yang hidup pada masa silam sangat sederhana dan bersahaja, bekerja dengan kedua tangan mereka, segala macam pengorbanaan untuk memenuhi perintah Tuhan dan menyebarluaskan keimanan. Mereka penuh gairah dan semangat dalam mencari ilmu pengetahuan yang didevinisikan hal-hal yang perlu dicatat serta diamalkan. Mereka tidak berebut tahta dan kekayaan. Mereka tidak mendevinisikan kenaikan derajat sebagai barang-barang duniawi seperti yang di pahami oleh dewasa ini. Dapat di simpulkan bahwa JT sangat menginginkan kehidupan pada masa nabi yang mengandung spirit tak pernah luntur sehi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Meniadakan "Time and Space" dalam Keluarga Rakhmad

Dewasa ini banyak orang yang memiliki semangat dalam menjalankan ajaran agama. Terutama dalam keluarga Rakhmad yang benar-benar mengama...