Rabu, 15 Mei 2019

Meniadakan "Time and Space" dalam Keluarga Rakhmad


Dewasa ini banyak orang yang memiliki semangat dalam menjalankan ajaran agama. Terutama dalam keluarga Rakhmad yang benar-benar mengamalkan hadis Nabi dalam kehidupannya. Hal ini berlangsung dalam rutinitas sehari-hari. Sehingga segala aspek dalam tingkah laku keluarga Rakhmad bersumber dari hadis Nabi. Beberapa pondasi yang erat dengan keluarga ini yaitu adalah dari cara ia memelihara jenggot yang melekat pada dagunya. Berdasarkan hadis Nabi menegaskan bahwa “beliau memerintahkan untuk mencukur kumis dan memelihara jenggot”. Atas dasar ini, Rakhmad memanjangkan jenggot serta memeliharanya. Disini terlihat jelas bahwa Rakhmad sangat memperhatikan anjuran yang disabdakan oleh Nabi dan mencoba mempraktekkannya dalam dirinya sendiri. Ia juga mempratekkan memakai celana atas mata kaki. Hal ini merujuk pada hadis Nabi “ Allah tidak akan melihat orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong.” Konotasi sombong menurut Rakhmad adalah celana yang dibawah mata kaki.
 Pandangannya yang tekstual terhadap hadis Nabi akan membawa Rakhmad pada pemahaman bahwa ia akan menempatkan hadis dalam kehidupannya secara penuh dan bergantung pada matan hadis Nabi tanpa kecuali. Hal ini tentu akan menjadikan keluarga Rakhmad sebagai orang yang berusaha untuk hidup dengan hadis. tentu mereka bercita-cita untuk menginternalisasikan teks-teks hadis sehingga menempatkan posisi mereka dalam apa-apa yang tertulis dalam hadis. padahal jika melihat bagaimana teks masa lalu itu hadir dimasa kini dengan kultur yang berbeda dan dengan rentang waktu yang panjang pasti akan memiliki perbedaan yang signifikan.
Dengan rentang waktu sejarah yang mana hadis telah dipraktikkan oleh sahabat dan kemudian dilanjutkan dengan model praktik masa kini, tentu mengalami perbedaan. Menurut Anthony Giddens, mengenai hal tersebut bahwa ia mengindentifikasi dengan teori time and space. Teori ini  menegaskan bahwa ruang dan waktu merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan bahwa ia mereproduksi praktik sosial, hal ini karena  didasarkan pada pace to pace yang mengandaikan kehadiran para aktor dalam ruang tertentu. Gidden kemudian menghubungkan relasi ruang dan praktik sosial. Menurutnya, sebuah praktik sosial tertentu selalu membutuhkan ruang dan waktu dalam dimensi yang terikat. Ruang dan waktu inilah yang membedakan praktik sosial yang satu dengan praktik sosial yang lain.
Keluarga Rakhmad dengan aktor yang berbeda dan ruang yang berbeda pula tentu akan kesulitan untuk mengaplikasikan hadis Nabi. Hal ini karena adanya renggang waktu yang cukup jauh antara hadirnya hadis dan hadis yang kita terima sekarang. Sungguh sangat sulit jika untuk memposisikan praktik hadis dulu dan hadis yang sekarang. Disadari bahwa hadis memang secara khusus dibangun dengan asas normatif yang berisi perintah-perintah namun perintah yang demikian tidak terlepas dari moral dan etika. Implementasi dari moral-etik ini dapat dilihat dari pranata sosial dalam suatu masyarakat. Apa yang dilakukan keluarga Rakhmad dalam mempratekkan hadis dengan semangat keagamaan telah membawa keluarga ini menjadi keluarga yang beridentitaskan agama yang kuat. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang mana kadang tidak sesuai dengan masyarakat setempat.

Keluarga Rakhmad ini merupakan keluarga yang hidup dalam ruang-ruang teks dan menjadikan hadis sebagai identitas yang melekat pada diri keluarga in. Tentu saja apa yang ditunjukkan keluarga Rakhmad adalah upaya untuk menjadikan hadis sebagai jalan hidup dan ditradisikan  dan dipelajari dalam sehari-hari. Sekilas apa yang dilakukan oleh keluarga Rakhmad ini adalah live by hadis. Akan tetapi keluarga Rakhmad telah melupakan tatanan sosial. Mereka lebih menjadikan hadis sebagai kegiatan sehari-hati tidak lebih penting dari anggapan sebagian kelompok yang menganngap suatu kewajiban. Sikap yang demikian melahirkan tantangan tersendiri bagi integrasi umat Islam dewasa ini. Beberapa kelompok menganggap hadis dirawat dalam praktik yang teratur sehingga secara mutlak meskipun zaman telah berubah. Kelompok ini sering mengukuhkan  interpretasinya  terhadap anjuran hadis dengan berkiblat kepada al-Qur’an. Hal ini tergambar pada pencarian dalil apakah praktik tersebut bersumber dari hadis lalu mencari kekuatan dalam al-Qur’an atau terdapat pada al-Qur’an lalu diperkuat dengan hadis Nabi. Sehingga ada perbedaan yang signifikan dalam memaknai makna living hadis. 
*Mahasiswi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Semester VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Meniadakan "Time and Space" dalam Keluarga Rakhmad

Dewasa ini banyak orang yang memiliki semangat dalam menjalankan ajaran agama. Terutama dalam keluarga Rakhmad yang benar-benar mengama...